PROGRAM KOMPUTER
Program komputer adalah rangkaian kata perintah yang
telah dimengerti
oleh komputer untuk dikerjakannya. Kata-kata perintah
tersebut membentuk
suatu bahasa yang disebut dengan bahasa pemrograman.
Sebagaimana
bahasa pada manusia, bahasa pemrograman juga terdiri atas
banyak macam
Sulitnya, komputer saat ini belum diberi hak inisiatif,
sehingga jika ada sedikit
saja kesalahan penulisan perintah oleh pemrogram, ia
tidak mau memakluminya
atau berusaha memperbaiki sendiri kesalahan tersebut.
Serta merta ia
“ngambek” dan tidak mau mengerjakan perintah-perintah
lainnya. Komputer
diciptakan melalui logika manusia, karenanya, ia bekerja
secara logis, tanpa
campur-tangan “perasaan.”
ALGORITMA PEMROGRAMAN
Orang yang telah terbiasa “bergaul” dengan komputer
menggunakan satu
bahasa pemrograman tertentu (tingkat mahir), biasanya
tidak lagi memerlukan
kertas coret-coretan untuk membuat suatu program
komputer. Namun bagi
pemula, pembelajar, atau yang belum mahir, diperlukan
kertas coret-coretan
tersebut.
Kertas coret-coretan itu akan digunakan untuk menyusun
algoritma
(langkah-langkah penyelesaian masalah), flowcharting (alur
logika perintah,
yang merupakan aplikasi dari algoritma), maupun
menuliskan perintah sesuai
dengan kaidah dari bahasa pemrograman yang akan
digunakannya.
Sewaktu menyusun algoritma, kita tidak perlu tahu (atau
tidak perlu
menyesuaikan dengan) bahasa pemrograman yang nanti akan
kita gunakan.
Hal utama yang kita pikirkan adalah kaidah (hirarki) dari
komputer itu sendiri,
yaitu input-proses-output.
Input adalah data yang harus ada (sudah ada/ sudah
tersedia), yang dapat
diproses dengan aturan-aturan tertentu untuk menghasilkan
output seperti yang
dikehendaki. Data yang ada harus logis (masuk akal) bahwa
“ia” dapat
diproses untuk menghasilkan output.
PERLUNYA PERINTAH BAHASA PEMROGRAMAN DI DALAM
ALGORITMA
Meskipun sudah dikatakan, bahwa sewaktu kita menyusun
algoritma kita
tidak perlu tahu bahasa pemrograman apa yang akan
digunakan kelak,
namun, untuk penulisan algoritma yang lebih efisien dan
efektif, maka
penggunaan sebagian perintah yang ada di dalam bahasa
pemrograman
perlu dilakukan juga.
Adapun perintah bahasa pemrograman yang paling sering
digunakan untuk
menyusun algoritma adalah bahasa pemrogrman yang
terstrukutur, seperti
Pascal, C, SNOBOL, PL/1, dan sebagainya.
Misalkan saja, untuk contoh berikut ini :
Langkah 1 : Beri nilai 10 ke variabel S
Maka, akan lebih mudah jika ditulis sebagai :
Langkah 1 : S := 10;
Belum lagi jika algoritma yang ditulis harus melakukan
perulangan langkah
ke langkah-langkah sebelumnya (looping).
10 Mulai I:= 1;
11 Lakukan perbandingan data ke I dengan data ke I+1
12 Jika data ke I+1 lebih kecil, maka tukar tempat
keduanya
13 Tambahkan I dengan 1
14 Lakukan langkah 11 hingga langkah 13 selama nilai I
< 10
15 selesai
Tentu akan lebih ringkas jika kita tulis (perintah BASIC)
:
10 For I= 1 to 10
20 If A(i) > A(I+1) then SWAP A(i), A(j)
30 next
40 end
Jadi terlihat, jika algoritma tersebut sederhana, maka
penyusunan algoritma
akan sama dengan penyusunan sebuah program (karena semua
perintahnya
sudah sesuai dengan kaidah penulisan di bahasa
pemrogramannya).
Apakah semuanya akan demikian ?. Tentu saja tidak,
misalkan, kita diminta
untuk menentukan bilangan terkecil dari seratus buah
bilangan yang akan
dimasukkan ke komputer, ini masih dapat langsung
dibuatkan programnya.
Algoritma (program)nya bisa kita susun sebagai berikut :
1 DIM A(100)
2 FOR M = 1 TO 100
3 INPUT A(M) : NEXT : KECIL = A(1)
4 FOR M = 2 TO 100
5 IF KECIL > A(M) THEN X = KECIL: KECIL = A(M) : A(M)
= X
6 NEXT : PRINT KECIL : END
Tetapi, misalkan jika kita diminta untuk mengalihkan
notasi infix menjadi
postfix melalui stack, hal itu sulit untuk dilakukan.
Algoritmanya bisa menggunakan gabungan kalimat dengan
bahasa
pemrograman, berikut contoh penggalannya.
Contoh :
1. Asumsi : deretan notasi infix dimasukkan ke dalam
sebuah variabel array
bernilai string, nama variabelnya D
2. S adalah variabel string untuk menyimpan susunan data
di dalam stack
3. H adalah variabel string untuk menyimpan hasil
4. P = banyaknya elemen array
5. For I = 1 to p
If top(s) = empty then {top(s) adalah posisi atas stack)
if D(i) = operand then
H = D(i)
Else
S = S + D(i)
Top(s) = D(i)
Endif
Else
If D(i) = operator then
If derajat D(i) > derajat Top(s) then
. . .
. . .
. . .
. . .
Jadi, terdapat beberapa kata yang tidak dapat dijabarkan
langsung ke
dalam bahasa pemrograman. Misalkan, kata Top(s), empty,
operand, operator,
dan derajat.
PERLUNYA PROSEDUR
Toh akhirnya, kita tidak akan mungkin hanya membuat
algoritmanya saja
melainkan dilanjutkan ke pembuatan programnya. Karenanya,
algoritma
sebaiknya dibuat sedemikian rupa agar setiap perintah
yang ada di dalamnya
dapat diaplikasikan langsung ke dalam bahasa pemrograman.
Itulah perlunya prosedur. Misalkan kata “operand” di
algoritma di atas yang
tidak dapat langsung diaplikasikan di dalam bahasa
pemrogramannya, kita
buat saja prosedur dari algoritma tersebut yang
mendefinisikan apa itu
“operand.”
Misalkan :
1 Procedure OPERAND
2 IF ASC(D(I)) > 64 AND ASC(D(I)) < 91 THEN OP =
.T. ELSE OP = .F.
3 RETURN
Sehingga, di algoritma utamanya bisa diubah dari :
If top(s) = empty then {top(s) adalah posisi atas stack)
if D(i) = operand then
H = D(i)
menjadi :
If top(s) = empty then {top(s) adalah posisi atas stack)
Do Procedure OPERAND
IF op = .t.
H = D(i)
PERLUNYA STANDAR PENGGUNAAN PERINTAH BAHASA PEMROGRAMAN
Sulit memang membuat standardisasi penggunaan perintah
bahasa
pemrograman di sebuah algoritma. Sulit karena ada yang
hanya memahami
satu bahasa pemrogrman saja sehingga ia tak mau
menggunakan perintah di
bahasa pemrograman lain.
Namun, itu sebatas cara penulisan saja, misalkan di BASIC
A = 10, di Pascal
berlaku A := 10, namun untuk perintah looping, umumnya
memiliki alur logika
yang sama, yaitu dalam penggunaan FOR-NEXT, REPEAT-UNTIL,
DO WHILEENDDO,
WHILE-WEND, dan sebagainya.
Jadi, meskipun tidak ada standar yang pasti,
paling-paling hanya berbeda
cara penulisannya saja, namun sama dalam alur logikanya.
Jadi, ternyata,
standardisasi semacam ini tidak diperlukan.
LATIHAN SOAL ALGORITMA
1. Alihkan notasi infix menjadi prefix
2. Buat suatu pohon biner, tentukan algoritma perjalanan preorder;
3. Alihkan notasi infix menjadi postfix melalui operasi stack;
4. Jadikan seratus angka yang sudah dimasukkan ke
komputer secara acak
menjadi urut (sort) dari kecil ke besar (ascending)
5. Cari nilai tengah dari seratus angka yang sudah
dimasukkan ke komputer
secara acak.
Sumber : Bambang
Wahyudi, SKom., MMSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar